Tapak Suci mengoperasikan berbagai macam jenis senjata mulai dari senjata pendek, senjata panjang, maupun senjata lentur. Permainan Senjata merupakan salah satu keilmuan ragawi yang diwariskan sejak masa cikal bakal Tapak Suci. Hal ini diperkuat dengan rumusan oleh Pendekar Besar M. Barie Irsjad yang berkata bahwa: "untuk dapat melumpuhkan senjata, harus dapat memainkan senjata" (H.M.Barie Irsjad).
Senjata tradisi TAPAK SUCI adalah senjata-senjata yang diciptakan oleh sesepuh aliran/perguruan TAPAK SUCI untuk dipelajari, diwariskan, dilestarikan dan dikembangkan oleh para pewaris TAPAK SUCI. Senjata Tradisi TAPAK SUCI merupakan bagian penting dari peradaban TAPAK SUCI.
Berikut ini adalah 5 senjata tradisi TAPAK SUCI.
1. Tongkat Alif
Tongkat Alif adalah sebutan untuk sebuah senjata tunggal berlafaz Alif, terbuat dari besi sejengkal, pertama kali diciptakan oleh Pendekar Besar M. Wahib. Riwayat menyebutkan bahwa senjata andalan Pendekar Besar M. Wahib adalah tongkat Alif dan handuk. Di kemudian hari Tongkat Alif dikembangkan oleh Pendekar Besar M. Barie Irsjad dengan ukuran yang lebih panjang dengan rupa dan karakter yang khusus.
2. Pedang Mawar
Senjata ini diciptakan oleh Pendekar Besar M. Barie Irsjad. Kedua sisi pada bilah pedang dibuat tajam, dengan bentuknya yang khas menyerupai kelopak daun. Pendasaran untuk permainan senjata Pedang Mawar diberikan dalam bentuk senjata kembar (dua buah, di tangan kanan dan kiri).
3. Golok Mawar
Golok Mawar dibuat berdasarkan bentuk golok pada umumnya namun dengan ricikan yang khas yang memiliki guna dan arti. "Golok Mawar", begitulah nama yang diberikan oleh penciptanya yaitu Pendekar Besar M. Barie Irsjad. Senjata Golok Mawar dapat ditampilkan Tunggal maupun Kembar.
4. Tombak Naga
Tumbak Naga, atau Tombak Naga, adalah sebutan untuk sebuah senjata berbentuk tombak sepanjang 1,2 m dengan mata tombak berdapur luk yang melambangkan kebijaksanaan. Senjata Tombak Naga diciptakan oleh Pendekar Besar M. Barie Irsjad, dan merupakan senjata dengan jangkauan yang panjang.
5. Segu /Kasegu
Segu atau Kasegu adalah nama sebuah senjata yang tidak saja merupakan salah satu dari senjata-senjata tradisi TAPAK SUCI, namun juga dipilih menjadi SENJATA KHAS TAPAK SUCI. Senjata ini diciptakan oleh Pendekar Besar M. Barie Irsjad. Senjata Segu diabadikan menjadi lambang Anggota TAPAK SUCI. Senjata ini terbentuk dari susunan huruf ‘mim’, ‘ha’, mim’, dan ‘dal’ yang membentuk lafadz ‘Muhammad’ (Rasulullah SAW).
Senjata-senjata tradisi diciptakan oleh para sesepuh TAPAK SUCI yang dilalui dengan pembuktian demi pembuktian dalam adu kaweruh. Masing-masing senjata tradisi TAPAK SUCI ini memiliki bentuk, sifat, ciri, dan kaidah tertentu, serta mengandung keilmuan dan pesan pendidikan bagi yang mempelajarinya. Karena itulah senjata tradisi Tapak Suci selain berfungsi sebagai senjata (alat beladiri), namun juga berfungsi sebagai sarana belajar dalam menguasai keilmuan pencak silat bersenjata. Secara sepintas, bentuk senjata-senjata tradisi Tapak Suci tidak berbeda jauh dengan bentuk senjata tradisional lainnya. Namun senjata tradisi Tapak Suci memiliki bentuk dan ricikan yang khas yang bila bentuknya diubah-ubah walaupun sedikit saja, maka sifat, ciri, kaidah, pesan pendidikan dan keilmuan yang terkandung menjadi tidak utuh lagi karena ada yang hilang.
Permainan senjata memang sudah menjadi tradisi para sesepuh Tapak Suci. Senjata Toya sebagai ibu dari segala senjata, digunakan sebagai pendasaran permainan senjata yang wajib dikuasai ketika jenjang Siswa Empat. Selain senjata Tradisi TAPAK SUCI, anggota juga diarahkan untuk mengoperasikan senjata-senjata Tradisional Pencak Silat seperti: Trisula (Tekpi), Kipas, Rante (Rantai), Clurit (Sabit), Kerambit, Selendang, Pisau, Golok, Pedang, senjata lempar, dan senjata-senjata lainnya sesuai dengan keperluan untuk pendalaman keilmuan.