Mengadu domba ini adalah suatu perlakuan yang tercela (mazmumah). Di dalam Bahasa Arab kata "adu domba" ini disebut dengan Qattat, atau disebut juga dengan Namimah.
Al Qattat adalah orang yang menguping (mencuri dengar) suatu pembicaraan, lalu orang tersebut membawa pembicaraan itu kepada orang lain dengan niat untuk mengadu domba. Sedangkan Namimah yaitu menyebutkan perkataan seseorang kepada orang lain dengan maksud untuk merusak hubungan atau menebarkan kebencian diantara keduanya. Bagaimanakah perbuatan adu domba ini terjadi? Karena terdapat orang ke-3 yang menciptakan hasutan, merusak hubungan, menebarkan kebencian diantara dua orang yang sebelumnya akur.
Di dalam surah Al-Qalam ayat 10 sampai 11, Allah SWT telah memberi peringatan kepada orang yang beriman:
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِيْنٍۙ
10. “Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina,”
هَمَّازٍ مَّشَّاۤءٍۢ بِنَمِيْمٍۙ
11. “suka mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah,”
Telah diriwayatkan di dalam sebuah hadis oleh Imam Ahmad Bin Hanbal bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
“Maukah kamu aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling buruk perilakunya di antara kalian? Yaitu, orang yang berjalan di atas muka bumi seraya menghasut, yang merusak di antara hubungan orang-orang yang sebelumnya saling mencintai, dan hanya ingin membuka aib-aib orang yang tidak bersalah.”
Terdapat juga dalam hadis yang telah diriwayatkan oleh imam Al Bukhari yang mengatakan bahwa, “Tidak akan masuk surga bagi Al Qattat (tukang adu domba).”
Termasuk perbuatan namimah ini antara lain:
- Menyampaikan berita dengan tujuan mengadu domba
- Menebarkan kebencian
- Menyampaikan berita benar, tetapi tidak disertai dengan tujuan mengadu domba. Namun, sebenarnya tidak pantas disampaikan karena akan menyebabkan ketidaknyamanan orang lain.
- Bentuk namimah yang menyampaikan berita bohong atau mengarang cerita, mengatasnamakan kebenaran dan disebarkan ke orang lain dengan tujuan mengadu domba, atau merusak situasi sosial maupun personal.
Sejatinya manusia tidak akan pernah lepas dari salah dan silap, akan tetapi seorang muslim kita sangat mengutamakan akhlak yang terpuji seperti yang diajarkan oleh baginda Rasulullah SAW. Hendaklah bagi seorang mukmin itu menjaga hubungan dan perasaan orang mukmin lainnya.
Di akhir zaman ini fitnah banyak muncul dimana-mana, oleh sebab itu kita harus mengambil langkah berhati-hati dan memastikan kesahihan suatu informasi supaya tidak termakan fitnah dari orang lain. Wallahualam.