KETAPAKSUCIAN-3

KETAPAKSUCIAN-3 untuk Remaja/Dewasa, berisi tentang:
  1. Senjata Tradisi Tapak Suci
  2. Sejarah Tapak Suci-3


SENJATA TRADISI TAPAK SUCI
  1. Tongkat Alif
  2. Pedang Mawar
  3. Golok Mawar
  4. Tombak Naga
  5. Kasegu/Segu - Senjata Khas Tapak Suci


*****


SEJARAH TAPAK SUCI - 3


Perguruan TAPAK SUCI merupakan peleburan dari 3 perguruan sepuh (pendahulu), yaitu Kauman/Cikauman, Siranoman, dan Kasegu. Ketiga perguruan tersebut terkait erat karena sama-sama berakar dari pencak silat yang dikuasai oleh KH. Busyro Syuhada di Binorong, Banjarnegara, Jawa Tengah. KH.Busyro Syuhada (lahir tahun 1827) adalah seorang ulama ahlussunnah wal jamaáh dan pendekar yang patriotik. Berkali-kali menjadi buronan kolonial Belanda, diriwayatkan bahwa KH.Busyro Syuhada masih keturunan dari Pangeran Diponegoro, seorang ahli perang gerilya dari Pulau Jawa.
 
Murid-murid KH. Busyro Syuhada yang menonjol, diantaranya: 

·         Achyat, kemudian dikenal sebagai KH. Burhan (Banjarnegara).

·         M.Yasin, kemudian dikenal sebagai KH. Abu Amar Syuhada (Banjarnegara).

·         Kakak beradik A.Dimyati/A.Dumiyati dan M.Wahib (Kauman, Yogyakarta).

·         Soedirman (Cilacap), yang kemudian dikenal sebagai Panglima Besar Jenderal Soedirman.


Murid-murid KH.Busyro Syuhada tersebut adalah perintis dari TAPAK SUCI. Melalui murid-murid tersebut, khususnya garis dari A.Dimyati dan M.Wahib, kelak berdiri Perguruan Cikauman, Siranoman, dan Kasegu yang dikemudian hari melebur menjadi TAPAK SUCI, yang merupakan wadah pemersatu seluruh murid-murid KH.Busyro Syuhada dalam satu aliran dan perguruan tunggal. Achyat, M.Yasin, dan Soedirman, masing-masing dapat saja  menggunakan haknya untuk menerima murid dan membuat perguruan pencak, namun pada kenyataannya bahwa seluruhnya melebur dan menitipkan cita-cita luhur melalui perguruan yang lahir dari A.Dimyati dan M.Wahib, yang kelak kemudian menjadi TAPAK SUCI.   

Perguruan Kauman (Cikauman)
Atas restu dari Pendekar Besar K.H. Busyro Syuhada, pada sekitar tahun 1925 A.Dimyati dan M.Wahib mendirikan Perguruan Kauman, di Kauman, Yogyakarta. Tercatat sebagai murid yang berhasil lulus pada angkatan pertama adalah M.Djuraimi. Kelak KH. M. Djuraimi dikenal sebagai Wakil Komandan Angkatan Perang Sabil Tahun 1947. Pada lulusan generasi kedua tercatat M.Syamsuddin, atau dikenal sebagai Laisi/Lessi, seorang macan bola dari HW dan gelandang tengah PSIM. PSIM (Perserikatan Sepak Bola Indonesia Mataram) adalah sebuah klub sepak bola di Yogyakarta yang didirikan pada 5 September 1929 dengan nama awal Perserikatan Sepakraga Mataram. Nama "Mataram" digunakan karena Yogyakarta merupakan pusat pemerintahan kesultanan Mataram. M.Syamsuddin berguru kepada A.Dimyati dan M.Wahib dengan cara ngenger, sebagai cantrik di rumah Pendekar Besar M.Wahib dan mengabdi sebagai abdi guru.

Perguruan Siranoman
Atas restu dari Pendekar Besar A.Dimyati dan Pendekar Besar M.Wahib, M. Djuraimi menerima murid dan mendirikan perguruan di Kampung Siranoman (sebelah utara Kauman, Yogyakarta) pada sekitar tahun 1930. Kelak kemudian tongkat pimpinan Perguruan Siranoman diteruskan oleh M.Syamsuddin, sebagai murid lulusan angkatan ke-2. Pada generasi ke-3 tercatatlah nama M.Zahid, seorang murid Siranoman yang berotak cemerlang. Diriwayatkan bahwa M.Zahid berpulang ke rahmatullah sebelum sempat menggunakan haknya untuk mendirikan perguruan, namun sempat melahirkan seorang murid andalan yang bernama M.Barie Irsjad.

Perguruan Kasegu
Setelah lulus dari pembinaan Pendekar Besar A.Dimyati dan Pendekar Besar M.Wahib, M.Barie Irsjad mendapatkan restu untuk mendirikan perguruan, dan menggunakan haknya itu dengan mendirikan Perguruan Kasegu di Kauman sebelah selatan sekitar tahun 1957. Nama Kasegu diambil dari nama senjata yang diciptakan oleh M. Barie Irsjad.
Pada sekitar tahun 1960 di masa Perguruan Kasegu inilah muncul gagasan untuk menyatukan kembali perguruan-perguruan yang ada menjadi sebuah aliran dan perguruan yang lebih tertata dengan lebih baik sebagai organisasi perguruan dan perkaderan. 


Perguruan TAPAK SUCI berdiri pada tanggal 10 Rabi'ul Awwal 1383 H / 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta. Motto Tapak Suci : "Dengan Iman Dan Ahlak saya menjadi kuat, tanpa Iman dan Ahlak Saya menjadi lemah". Pada waktu deklarasi, digariskan bahwa; (1) Tapak Suci berjiwa ajaran KH. Ahmad Dahlan; (2) Keilmuan Tapak Suci metodis dinamis; (3) Keilmuan Tapak Suci bersih dari syirik. Nama Perguruan dirumuskan dengan mengambil dasar dari ajaran KH.Busyro Syuhada, sehingga ditetapkanlah nama TAPAK SUCI. Tata tertib upacara disusun oleh Moh. Barie Irsyad. Anggaran dasar disusun oleh M.Rustam. Doa dan Ikrar disusun oleh H. Djarnawi Hadikusuma. Lambang Perguruan diciptakan oleh M. Fahmie Ishom. Lambang Anggota diciptakan oleh Suharto Sudjak. Lambang Tim Inti Kosegu dibuat oleh Ajib Hamzah. Bentuk dan warna pakaian ditentukan oleh M. Zundar Wiesman dan Anis Susanto.

Pada tahun 1964 secara de facto Tapak Suci adalah bagian dari Gerakan Muhammadiyah. Hal ini karena anggota Tapak Suci merupakan putera-puteri (kader) Muhammadiyah. Karena sifatnya yang adaptif, terbuka, dan merakyat, Tapak Suci akhirnya cepat berkembang ke daerah-daerah. Apalagi kehadiran Tapak Suci dibutuhkan untuk membentengi kaum muslim dari ancaman komunis.

Pada sekitar tahun 1965, Perguruan Guntur di Jember, Jawa Timur, yang dipimpin oleh H.Syech Abussamad Alwi, Buchory Achmad, dan Hadiningram, bergabung memperkuat Perguruan Tapak Suci.Kemudian tercatat para ahli bela diri di daerah yang berasal dari kalangan Muhammadiyah kemudian bergabung dengan TAPAK SUCI, antara lain: Ismail Fadhillah (Situbondo), M. Chusnan David (Surabaya),  Yeye Bandiya (Jabar), disamping ahli-ahli beladiri lainnya dari seperti Tan Fung Wiek (Jakarta, aliran Tiongkok), yang setelah masuk Islam kemudian berganti nama menjadi M.Anas.

Kejuaraan Nasional Tapak Suci pertama kali diadakan pada tahun 1967, di Jember, Jawa Timur. Aturan yang ditetapkan adalah full-body contact, yang mana setiap anggota tubuh adalah sasaran yang sah untuk diserang, kecuali mata dan kemaluan karena dapat mengakibatkan kematian. Pada Kejurnas I di Jember itu pun sudah diperlombakan pencak silat seni, yang mana yang dilombakan adalah Kerapihan Teknik Permainan.

Sejak berdiri, Tapak Suci  telah memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, susunan pengurus, program kerja, dan pergantian kepemimpinan secara periodik, sehingga dengan demikian  Tapak Suci merupakan perguruan yang sistem-sentris--bukan perguruan yang personal-sentris. Tapak Suci dibangun dengan jiwa persaudaraan dalam ketaqwaan. Tapak Suci tidak bersifat feodalistik yang dimana kedudukan diwariskan karena keturunan darah, bukan pula organisasi yang tanpa bentuk, dan bukan pula merupakan organisasi politik. Selain itu, Tapak Suci terbuka dengan identitasnya sebagai Putera Muhammadiyah.

Pada tahun 1967, TAPAK SUCI secara formal menjadi organisasi otonom yang ke-11 dari Persyarikatan Muhammadiyah. Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah adalah organisasi yang berinduk kepada Persyarikatan Muhammadiyah, dan diberikan hak untuk mengatur rumah tangganya sendiri.

Pada MUNAS IPSI tahun 1968, Perguruan TAPAK SUCI diundang dan didudukkan sebagai satu dari 10 (sepuluh) Perguruan Historis IPSI, atas jasanya sebagai perguruan yang menopang tegak berdirinya PB. IPSI yang saat itu sedang kritis keadaannya.


*****








Jan 2012