PENGERTIAN AKHLAKUL KARIMAH
Pengertian Akhlak
Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata "khuluq" yang terdiri dari tiga huruf, yaitu kha’, lam dan qaf. Kata tersebut berasal dari kata kerja "khalaqa" yang mempunyai arti menjadikan. Dari kata tersebut muncul beberapa kata dengan arti yang berbeda-beda, seperti kata "al khuluqu" (perangai), "al khalqu" (kejadian), "al khaliq" (Allah Sang Maha Pencipta), "makhluq" (segala sesuatu selain Allah). Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya interaksi antara Khalik (Pencipta) dengan makhluk, dan antara makhluk dengan makhluk.
Secara bahasa, kata akhlak memiliki arti perangai, atau yang mencakup diantaranya: budi pekerti, sikap, tingkah laku, tabiat, kebiasaan, karakter, watak, etika, kepribadian, moral. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan.
Pengertian Karimah
Sedangkan karimah artinya adalah mulia, terpuji, baik.
Maka yang dimaksud dengan akhlakul karimah ialah budi pekerti atau perangai yang mulia, yang terpuji. Akhlakul Karimah memiliki tujuan agar setiap orang bertingkah laku atau bertabiat sesuai dengan kehendak Yang Maha Pecipta, Allah. Dasar pelajaran akhlak adalah Al Quran dan As Sunnah.
*****
JENIS-JENIS AKHLAK
(1) akhlakul Karimah atau akhlak yang mulia, akhlak terpuji, dan
(2) akhlakul Madhmumah atau akhlak yang tercela.Contoh akhlakul karimah, atau ahlak terpuji, diantaranya adalah:
- Ghadhul bashar atau menundukan pandangan
- Berbakti kepada orang tua
- Sopan terhadap guru
- Bersikap baik kepada saudara
- Berbuat baik kepada tetangganya
- Suka menolong kepada orang lain
- Cinta kepada Allah
- Melakukan perbuatan baik dan menjauhi larangan karena Allah
- Cinta dan taat kepada Rasul
- Menyayangi orang yang lemah
- Memelihara dan menyantuni binatang dan tumbuh-tumbuhan
- Berani
- Menjaga amanah
- Menepati janji
- Sabar
- Pemaaf
- Pemurah
- Ikhlas
- Tidak bermegah-megahan
- Selalu bersyukur kepada Allah
- Bertawakkal
- Memiliki rasa Malu
- Mencari nafkah yang halal
Sebagai mana kebalikan dari akhlakul karimah, berikut ini ada beberapa contoh ahlak yang tercela:
- Durhaka kepada orang tua
- Durhaka kepada guru
- Mencelakakan saudara dan tetangga
- Banyak bercanda
- Iri dan Dengki
- Dendam
- Mengadu domba
- Menebar kebencian
- Minta dipuji
- Riya
- Ujub dan Takabur (sombong)
- Sum'ah
- Bakhil
- Penipu
- Khianat
- Pengecut
- Curang
- Minum Khamar
- Berjudi
- Mencuri
- Mengkonsumsi obat terlarang
- Zina
*****
PENGERTIAN ADAB
Kata “adab” memiliki arti: kehalusan, keluhuran, kesopanan, santun, kepantasan, kecakapan, kepatutan, kebaikan budi pekerti.
Secara istilah, adab adalah tata cara yang halus, pantas, patut, sopan, dalam melakukan suatu perbuatan. Adapun “beradab” berarti mempunyai adab. "Peradaban" adalah bagian-bagian yang halus, tinggi, maju, dari sebuah kebudayaan.
Adab dan akhlak menjadi kata yang saling terpaut, dimana adab bisa muncul karena adanya akhlak, dan akhlak diwujudkan melalui adab.
*****
KEUTAMAAN MEMPELAJARI AKHLAK
1. Orang dengan akhlak paling mulia berarti lebih sempurna imannya
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya”
(HR at-Tirmidzi no 1162)
“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan yang paling dekat denganku tempatnya pada hari kiamat adalah yang terbaik akhlaknya diantara kalian”
(HR at-Tirmidzi 2018)
3. Dapat meraih derajat orang yang banyak melaksanakan shalat dan puasa
“Sesungguhnya seorang mukmin
bisa meraih derajat orang yang rajin berpuasa dan shalat
bisa meraih derajat orang yang rajin berpuasa dan shalat
dengan sebab akhlaknya yang luhur.”
(HR. Ahmad no. 25013 dan Abu Dawud no. 4165.
Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhiib no. 2643.)
Akhlak yang luhur dan mulia adalah perkara yang diutamakan dalam Agama Islam. Bahkan mempelajari akhlak merupakan tujuan diutusnya Nabi SAW.
Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.”
*****
TUJUAN BERHIAS DENGAN AKHLAK MULIA
Tujuan utama kita berhias dengan akhlak mulia dan menunaikan kewajiban kita terhadap sesama manusia adalah dalam rangka taat kepada Allah Ta’ala dan dalam rangka mengharap pahala dari-Nya. Bukan karena riya', atau bahkan untuk mendapatkan perlakuan (balasan) yang semisal dari orang lain.
Allah Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.”
(Surah Al-Insaan [76], ayat 9)
Salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada beliau;
“Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku memiliki kerabat. Aku berusaha menyambung silaturahmi dengan mereka, namun mereka memutusnya. Aku berbuat baik kepada mereka, namun mereka tidak berbuat baik kepadaku. Aku bersabar dengan gangguan mereka, namun mereka menyakitiku.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab;
“Jika benar apa yang Engkau katakan, maka seakan-akan Engkau masukkan bara api ke mulut mereka. Dan pertolongan Allah akan terus-menerus bersamamu untuk mengalahkan mereka, selama Engkau bersikap seperti itu.” (HR. Muslim no. 6440)
*****
MENGUTAMAKAN MEMPELAJARI AKHLAK, SEBELUM MEMPELAJARI ILMU
Para ulama terdahulu selalu mengajarkan anak-anak mereka mempelajari adab terlebih dahulu sebelum mereka menuntut ilmu. Berikut perkataan beberapa imam terdahulu yang menyatakan tentang pentingnya mempelajari adab menuntut ilmu.
Imam Malik rahimahullah berkata: “Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Yusuf bin Al Husain berkata: “Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”
Ibnul Mubarok berkata: “Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”
Ibundanya Imam Malik yang pernah berkata kepada Imam Malik: “Pelajarilah adab darinya, sebelum mengambil ilmunya.”
Abdurrahman bin Al-Qasim, salah satu murid Imam Malik, bercerita: "aku mengabdi kepada Imam Malik selama 20 tahun, 2 tahun diantaranya untuk mempelajari ilmu, dan 18 tahun untuk mempelajari adab. seandainya saja aku bisa jadikan seluh waktu tersebut untuk mempelajari adab (tentu aku lakukan)."
*****