KETAPAKSUCIAN-1

 KETAPAKSUCIAN-1 berisi tentang:

  1. Jurus Tapak Suci
  2. Mars dan Hymne Tapak Suci
  3. Ujian Kenaikan Tingkat
  4. Sejarah Singkat Tapak Suci-1
  5. Sabuk Ketingkatan




JURUS TAPAK SUCI


Jurus TAPAK SUCI terangkum dalam 8 (delapan) kelompok jurus yang namanya diambil dari nama flora dan fauna.
Delapan Jurus TAPAK SUCI itu adalah:
1. Bunga Mawar.
2. Katak.
3. Naga.
4. Ikan Terbang.
5. Merpati.
6. Lembu.
7. Rajawali.
8. Harimau.



Kembali ke Atas !

*****



MARS TAPAK SUCI 

Cipt . A. Mukhlas, MA



Baju serta celana merah tampaknya gagah
Tapak Suci Putera Muhammadiyah
Dengan Iman serta Akhlak
Tapak Suci menjadi kuat

Mengabdi kepada Allah Bangsa dan Negara
Membela keadilan merata
Cinta damai dan kasih sayang
Utamakan persaudaraan

Reff :
Bina olahraga sebagai sarana
Temu krida antar pemuda
Walaupun berbeda namun satu jua
Dibawah panji Islam mulia
2x

Setia serta patuh menjalankan ibadah
Tapak Suci Putera Muhammadiyah
Dengan ikhlas serta percaya
Kepada diri sendiri

Bersama tapak suci kubawa dan amalkan
Islam agama allah nan suci
Dengan iman nyinar di dada
Kusebarkan islam didunia

Reff 2 :
Siapkan fisikmu siapkan mentalmu
Bukalah dalam rohanimu
Panjatkan doamu Allah ya Tuhanku
Berikan kekuatan padaku
2x




*****


HYMNE TAPAK SUCI

Perguruan Tapak Suci tumpuan generasi
Ciptakan insan terpercaya
Berfungsi sebagai da'i dengan olahraga serta beladiri

Majulah, majulah
Tapak Suci Jaya

Perguruan Tapak Suci penarik generasi
Cintai seni beladiri budaya bangsa kita
Dasar landasannya bisa dijalankan

Iman dan akhlaqnya
Memancar di dada




*****



UJIAN KENAIKAN TINGKAT

Ujian Kenaikan Tingkat adalah serangkaian proses pengujian yang wajib diikuti oleh anggota sebagai satu-satunya syarat dan sarana yang absah untuk menduduki tingkat pendidikan selanjutnya. Kenaikan tingkat di TAPAK SUCI tidak diperoleh melalui pemberian pelatih, penghargaan pimpinan, perolehan medali tingkat nasional/internasional, kenaikan tingkat strata pendidikan formal, dan lain sebagainya. Sesuai dengan filosofi "adu kaweruh"dan "pembuktian", Ujian Kenaikan Tingkat adalah sarana untuk melakukan uji ilmu (kompetensi) dan pembuktian keilmuan, bukan pembuktian prestasi yang sifatnya relatif. 

Maka syarat seorang anggota untuk dapat mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat pada setiap jenjang terdiri dari 2 syarat, yaitu : (1). Syarat Ketuntasan Materi: yaitu telah tuntas menguasai materi pendidikan pada tingkatannya, dan, (2). Syarat Waktu: yaitu telah menduduki tingkat saat ini sekurang-kurangnya dalam kurun waktu tertentu.

Ujian Kenaikan Tingkat Siswa dilakukan setelah yang bersangkutan menduduki tingkat sabuk saat ini sekurang-kurangnya selama 6 bulan, tingkat Kader sekurang-kurangnya selama 1 tahun, dan tingkat Pendekar sekurang-kurangnya selama 2 tahun. Walaupun syarat waktu telah terpenuhi, namun apabila syarat ketuntasan belum terpenuhi, yang bersangkutan tetap tidak layak diajukan untuk mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat.

Adapun setiap jenjang harus dilakui dan dilalui secara runtut (berurutan), tidak dibenarkan dengan cara lompat-lompat jenjang. Jauh ataupun dekat jaraknya, kaya ataupun miskin, tidak bertitel ataupun bertitel, patuh pada ketentuan yang telah digariskan sejak perguruan dirintis oleh para sesepuh.

Atribut tingkat pendidikan berupa Sabuk Ketingkatan dan Ijazah Ketingkatan yang diterbitkan langsung oleh Pimpinan Pusat TAPAK SUCI.






*****


SEJARAH SINGKAT TAPAK SUCI-1: 
Kelahiran dan Perkembangan

Perguruan Tapak Suci adalah peleburan sekaligus kelanjutan dari 3 (tiga) perguruan perintis yang telah ada sebelumnya yang saling memiliki pertalian antar generasi, yaitu: Kauman/Cikauman (1925), pada Siranoman (1930), dan Kasegu (1951). Semua berawal dari dua kakak beradik Ahmad Dimyati dan Muhammad Wahib yang berguru kepada K.H. Busyro Syuhada, seorang ulama ahlussunnah wal jamaáh dan pendekar yang patriotik, di Binorong, Banjarnegara, Jawa Tengah. Lahir pada tahun 1872 dengan nama R. Ibrahim, K.H. Busyro Syuhada yang pernah lama menjadi buruan serdadu Belanda, diriwayatkan masih keturunan dari Pangeran Diponegoro, seorang ahli perang gerilya di Pulau Jawa.
  
K.H. Busyro Syuhada memiliki murid-murid yang menonjol, diantaranya: 
  1. Achyat, adik misan, kemudian dikenal sebagai K.H. Burhan (Banjarnegara).
  2. M.Yasin, adik kandung, kemudian dikenal sebagai K.H. Abu Amar Syuhada (Banjarnegara).
  3. Kakak beradik A.Dimyati dan M.Wahib (Kauman, Yogyakarta).
  4. Soedirman (Cilacap), yang kemudian dikenal sebagai Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Murid-murid K.H.Busyro Syuhada tersebut adalah perintis dari TAPAK SUCI. Melalui murid-murid tersebut berdirilah Perguruan Kauman (Cikauman) pada tahun 1925 oleh A.Dimyati dan M.Wahib, Perguruan Siranoman oleh M.Syamsuddin pada tahun 1930, dan Perguruan Kasegu oleh M.Barie Irsjad pada tahun 1951. 

Achyat, M.Yasin, dan Soedirman, masing-masing dapat saja  menggunakan haknya untuk mendirikan perguruan pencak, namun pada kenyataannya bahwa seluruhnya menyatukan diri dan menitipkan cita-cita luhur melalui perguruan yang berinduk dari A.Dimyati dan M.Wahib. Atas dasar itulah maka M.Dimyati dan M.Wahib disebut sebagai cikal bakal TAPAK SUCI.

Hubungan antara Perguruan Kauman, Siranoman, dan Kasegu itu adalah hubungan antara perguruan induk dengan perguruan anak. Pada waktu itu berlaku tradisi dimana seorang murid yang telah lulus diberikan hak untuk mendirikan perguruan dan menerima murid.

Tercatat bahwa murid generasi pertama Cikauman adalah M.Djuraimi.

Generasi ke-2 adalah M.Syamsuddin, yang dikenal juga sebagai Laisi (Lesi), seorang pemain sepak bola PSIM yang legendaris, kemudian mendirikan Perguruan Siranoman pada tahun 1930. 

Generasi ke-3 adalah M. Zahid, seorang pendekar muda yang jenius. Wafat pada tahun 1948 sebelum sempat mendirikan perguruan.

Generasi ke-4 adalah M. Djamiat Dalhar, Wasthon Sudjak, M.Bakir Idrus.

Generasi ke-5 adalah dua puluh orang murid Kauman bersama K.H.Burhan,  yang gugur ketika pertempuran melawan Belanda di belahan barat Yogyakarta, pada masa Agresi II Belanda. 

Generasi ke-6 adalah M. Barie Irsjad, kemudian mendirikan Perguruan Kasegu pada tahun 1951.

Pada sekitar tahun 1962, muncul gagasan untuk meleburkan ketiga perguruan perintis menjadi satu perguruan yang merupakan wadah persatuan seluruh murid-murid aliran Cikauman (Banjaran-Kauman) dalam bentuk  satu aliran dan perguruan tunggal,  perguruan yang tidak berorientasi kampung, diorganisir dengan AD & ART, materi latihan yang tersusun, latihan yang teratur, dan memakai seragam. 

Pendekar Besar M. Wahib pun merestui gagasan itu dengan pengertian TAPAK SUCI  adalah kelanjutan dari Perguruan Kauman yang didirikan pada tahun 1925 yang berkedudukan di Kauman.  Dengan demikian, berdirinya TAPAK SUCI bukanlah berdirinya sebuah perguruan yang kedudukannya sebagai cikal bakal seperti halnya Perguruan Kauman, melainkan sebagai perguruan yang melanjutkan dan mengembangkan aliran Cikauman (Perguruan Kauman, Siranoman, dan Kasegu).

Untuk mewujudkan gagasan itu, Pendekar M. Wahib mengutus 3 orang muridnya, yaitu: Ahmad Djakfar, Slamet, dan M.Dalhar Suwardi.
M. Syamsuddin mengirim 2 orang muridnya, yaitu: M.Zundar Wiesman dan Anis Susanto
M. Barie Irsjad mengirim 6 orang muridnya, 4 diantaranya yakni: Drs. Irfan Hadjam, M. Djakfal Kusuma, Sobri Ahmad, dan M.Rustam.

Generasi ke-7 itu adalah generasi yang bersama para tokoh Cikauman dan Muhammadiyah berperan dalam berdirinya TAPAK SUCI.

Atas izin Allah SWT, pada tanggal 10 Rabiul Awal 1383 H / 31 Juli 1963 pukul 21.00 bertempat di Gedung Pesantren Aisyiyah, di Kauman, Yogyakarta, dideklarasikan berdirinya Persatuan Pencak Silat TAPAK SUCI.  Pada waktu deklarasi, digariskan bahwa; (1) Tapak Suci berjiwa ajaran K.H. Ahmad Dahlan; (2) Keilmuan Tapak Suci metodis dinamis; (3) Keilmuan Tapak Suci bersih dari syirik. 

Sejak TAPAK SUCI berdiri, dari awal memang telah terbuka dan jelas bahwa identitas TAPAK SUCI adalah perguruan yang berlandaskan Al Islam dan berjiwa ajaran K.H. Ahmad Dahlan, bertujuan untuk membina pencak silat yang berwatak serta berkepribadian Indonesia, melestarikan budaya bangsa yang luhur dan bermoral, serta mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama, bangsa, dan negara.

Nama perguruan dirumuskan dengan mengambil dasar dari Cikauman sehingga ditetapkanlah nama TAPAK SUCI. TAPAK SUCI mengandung arti yaitu sikap, mental, dan gerak langkah yang senantiasa berasal dari tindak tanduk yang suci dan mengutamakan iman dan akhlak. Tata tertib upacara disusun oleh M. Barie Irsyad. Anggaran dasar disusun oleh M.Rustam. Doa dan Ikrar disusun oleh H. Djarnawi Hadikusuma. Lambang Perguruan diciptakan oleh M. Fahmie Ishom. Lambang Anggota diciptakan oleh Suharto Sudjak. Lambang Tim Inti Kosegu dibuat oleh Ajib Hamzah. Bentuk dan warna pakaian ditentukan oleh M. Zundar Wiesman dan Anis Susanto.

Pada tahun 1964 secara de facto Tapak Suci adalah bagian dari Gerakan Muhammadiyah. Hal ini karena anggota Tapak Suci merupakan putera-puteri (kader) Muhammadiyah. Karena sifatnya yang adaptif, terbuka, dan merakyat, Tapak Suci akhirnya cepat berkembang ke daerah-daerah. Apalagi saat itu kehadiran Tapak Suci dibutuhkan untuk membentengi kaum muslim dari ancaman komunis.

Pada sekitar tahun 1965, Perguruan Guntur di Jember, Jawa Timur, yang dipimpin oleh H.Syech Abussamad Alwi, Buchory Achmad, dan Hadiningram, bergabung memperkuat Perguruan Tapak Suci. Kemudian tercatat para ahli bela diri di daerah yang berasal dari kalangan Muhammadiyah kemudian bergabung dengan TAPAK SUCI, antara lain: Ismail Fadhillah (Situbondo), M. Chusnan David (Surabaya),  Yeye Bandiya (Jabar), disamping ahli-ahli beladiri lainnya dari seperti Tan Fung Wiek (Jakarta, aliran Tiongkok), yang setelah masuk Islam kemudian berganti nama menjadi M.Anas.

Kejuaraan Nasional Tapak Suci pertama kali diadakan pada tahun 1967, di Jember, Jawa Timur. Aturan yang ditetapkan adalah full-body contact, yang mana setiap anggota tubuh adalah sasaran yang sah untuk diserang, kecuali mata dan kemaluan karena dapat mengakibatkan kematian. Pada Kejurnas I di Jember itu pun sudah diperlombakan pencak silat seni, yang mana yang dilombakan adalah Kerapihan Teknik Permainan.

Sejak berdiri, Tapak Suci  telah memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, susunan pengurus, program kerja, dan pergantian kepemimpinan secara periodik, sehingga dengan demikian  Tapak Suci merupakan perguruan yang sistem-sentris--bukan perguruan yang personal-sentris. Tapak Suci dibangun dengan jiwa persaudaraan dalam ketaqwaan. Tapak Suci tidak bersifat feodalistik yang dimana kedudukan diwariskan karena keturunan darah, bukan pula organisasi yang tanpa bentuk, dan bukan pula merupakan organisasi politik. Selain itu, Tapak Suci terbuka dengan identitasnya sebagai Putera Muhammadiyah.

Pada tahun 1967, TAPAK SUCI secara formal menjadi organisasi otonom yang ke-11 dari Persyarikatan Muhammadiyah. Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah adalah organisasi yang berinduk kepada Persyarikatan Muhammadiyah, dan diberikan hak untuk mengatur rumah tangganya sendiri.

Pada MUNAS IPSI tahun 1968, Perguruan TAPAK SUCI diundang dan didudukkan sebagai satu dari 10 (sepuluh) Perguruan Historis IPSI, atas jasanya sebagai perguruan yang menopang tegak berdirinya P.B. IPSI.




*****


SABUK KETINGKATAN 



SISWA

Siswa Dasar - Sabuk Kuning Polos
Siswa Satu - Melati Coklat Satu
Siswa Dua - Melati Coklat Dua
Siswa Tiga - Melati Coklat Tiga
Siswa Empat - Melati Coklat Empat (Senior Siswa)

Warna Sabuk : Kuning
Warna Dasar pada Tanda Tingkat: Kuning
Warna Melati : Coklat
Warna Putik: Kuning
Ukuran Sabuk: L=8 cm. P=2,5 m.


KADER
Kader Dasar (LKTPS) - Sabuk Biru Polos
Kader Muda - Melatih Merah Satu
Kader Madya - Melati Merah Dua
Kader Kepala - Melati Merah Tiga
Kader Utama - Melati Merah Empat

Warna Sabuk : Biru
Warna Dasar pada Tanda Tingkat: Biru
Warna Melati : Merah
Warna Putik: Kuning
Ukuran Sabuk: L=8 cm. P=2.5 m. 

PENDEKAR
Pendekar Muda (PMa) - Melati Hitam Satu
Pendekar Madya (PMdy) - Melati Hitam Dua
Pendekar Kepala (PKa) - Melati Hitam Tiga
Pendekar Utama (PUa) - Melati Hitam Empat
Pendekar Besar (PBr) - Melati Hitam Lima 

Warna Sabuk : Hitam
Warna Dasar pada Tanda Tingkat: Merah.
Warna Melati : Hitam
Warna Putik: Kuning
Ukuran Sabuk: L=8 cm. P=3 m. 


PENDEKAR KEHORMATAN

Kependekaran PENDEKAR KEHORMATAN bukan Jenjang Pendidikan. Anggota Kehormatan yang diangkat oleh Pimpinan Pusat.

Pendekar Muda Kehormatan - Melati Hijau Satu
Pendekar Madya Kehormatan - Melati Hijau Dua
Pendekar Kepala Kehormatan - Melati Hijau Tiga
Pendekar Utama Kehormatan - Melati Hijau Empat

Warna Sabuk : Hitam
Warna Dasar pada Tanda Tingkat: Merah.
Warna Melati : Hijau
Warna Putik: Kuning

Selengkapnya klik disini



Jan 2012